Budaya Kuliner Pangsit: Pengembangan dan kreativitas Masakan Tionghoa

Linna Trisnawati, Bunga Aulia Octavia, Gracia Carollina

Abstract


Pada awal masa Dinasti Tang, pangsit merupakan makanan yang menyehatkan tubuh, karena isiannya berupa obat-obatan herbal. Sejak orang Tionghoa berimigrasi ke Indonesia, pangsit semakin berkembang variannya. Tujuan artikel ini untuk mendiskusikan berbagai kreativitas pangsit sehingga menjadi unggulan kuliner di bandung, dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui survey dan wawancara di Bandung. Hasilnya, pangsit yang terkenal terdiri atas kulit olahan yang terbuat dari tepung, daging ayam cincang, udang, dan bumbu. Cara penyajiannya dapat dinikmati dengan kuah bakso dan variannya, rasanya lembut dan gurih, atau dinikmati sebagai camilan, rasanya kriuk dan berbagai varian, ada yang gurih, asin, dan pedas.

Keywords


Kuliner Tionghoa; Makanan; Pangsit Bandung

Full Text:

PDF

References


Anggraeni, Unsiyah. 2018. Multikulturalisme Makanan Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Giray, Louie Galvez. 2022. “The Infusion of Propaganda in the Music Education in China.” Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal 8(1):1.

Han, Dong, and Linlin Cong. 2021. “Miao Traditional Patterns: The Origins and Design Transformation.” Visual Studies 00(00):1–8.

Haryudyanti, Dinda Karti. 2020. “Pengaruh Akulturasi Budaya Tionghoa Terhadap Daya Tarik Wisata Gastronomi Di Kota Bandung.” Universitas pendidikan Indonesia.

Lombard, D. 1996. Nusa Jawa: Silang Budaya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Nursaidha, Intan, and Endang Mulyatiningsih. 2021. “Inovasi Pengolahan Produk Pangsit Singkong Berisi Sambal Krecek Daging Cincang.” Prosiding Pendidikan Teknik Boga Busana 16(1):1–7.

Rudiansyah, Rudiansyah, and Tuti Sartika Sijabat. 2022. “Pengaruh Budaya Tionghoa Terhadap Kuliner Di Kota Medan.” Jurnal Cakrawala Mandarin 6(2):486.

Setyorini, Tantri. 2017. “Budaya Kuliner Pangsit: Pengembangan Dan Kreativitas Masakan Tionghoa.” Merdeka.Com. Retrieved (https://www.merdeka.com/gaya/seribu-filosofi-hidup-di-balik-pangsit-china-kuliner-khas-imlek.html).

Sumartono. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif: Seni Rupa. Jakarta: Universitas Trisakti.

Suryadinata, Leo. 2020. “New Chinese Migrants in Indonesia: An Emerging Community That Faces New Challenges.” Pp. 1–10 in ISEAS Perspectives. Vol. 61.

Tjio, Anthony. 2017. “Asal Mula Pangsit Dan Mengapa Dijadikan Hidangan Imlek.” Kompasiana.Com. Retrieved (https://www.kompasiana.com/anthonytjio/587c1bc1e022bd610c2f8988/asal-mula-pangsit-dan-mengapa-dijadikan-hidangan-imlek).

Wijaya, Kerine Claudya, Ariesa Pandanwangi, and Belinda Sukapura Dewi. 2021. “Mirror As Inspiration In The Creation Of Artworks.” Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal 7(3):1009.

Wijaya, Serli. 2019. “Indonesian Food Culture Mapping: A Starter Contribution to Promote Indonesian Culinary Tourism.” Journal of Ethnic Foods 6(1):1–10.

Wiratri, Amorisa. 2017. “Cultural Negotiation through Food Case Study: Chinese Soft Diplomacy in Indonesia.” Kawalu: Journal of Local Culture 4(2):203–19.




DOI: http://dx.doi.org/10.37905/aksara.9.2.923-930.2023

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


Publisher:
Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo
Jl. Soedirman No. 06 Gorontalo 96128 e-mail: jurnalaksara@ung.ac.id
http://ejurnal.pps.ung.ac.id