Sistem Pembelajaran Kelompok Tani Muntea 3 Dalam Perspektif Pendidikan Masyarakat

Irwanto Gani, Babang Robandi

Abstract


Farmer groups are small-scale institutions located at the village level and become a forum for the community to learn. There are three main functions of farmer groups, namely learning classes, vehicles for cooperation, and production units. In the farmer learning process, the right method is needed, namely the Participatory Rural Appraisal method. There are two approaches that are often used in PRA, namely the Top Down and Bottom Up Planning systems. This study aims to determine the role of extension workers in community learning and to determine the application of the Participatory Rural Appraisal method in farmer group learning. This research was conducted in the Muntea 3 farmer group, Bantaeng Regency in 2021. Through a qualitative descriptive study in the form of a case study. This research resulted in the application of the PRA method to farmer groups such as mapping village potentials, tracing or identifying villages (transect technique) and preparing seasonal calendars. In addition, researchers develop the role of extension workers as educators, disseminators of information, facilitators, consultants, monitors, and evaluators.

Kelompok tani merupakan lembaga skala kecil yang berada di tingkat desa dan menjadi wadah bagi masyarakat untuk belajar. Fungsi utama kelompok tani ada tiga yaitu kelas belajar, wahana kerjasama, dan unit produksi. Dalam proses pembelajaran petani dibutuhkan sebuah metode yang tepat yakni metode Participatory Rural Apraisal, pendekatan yang sering digunakan dalam PRA ada dua yaitu sistem Top Down dan Bottom Up Planning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran penyuluh dalam pembelajaran masyarakat serta mengetahui penerapan metode Participatory Rural Apraisal dalam pembelajaran kelompok tani. Penelitian ini dilakukan di kelompok tani Muntea 3 Kabupaten Bantaeng tahun 2021. Melalui studi deskriptif kualitatif dalam bentuk studi kasus. Penelitian ini menghasilkan penerapan metode PRA pada kelompok tani seperti pemetaan potensi desa, penelusuran atau identifikasi desa (Teknik transek) dan penyusunan kalender musim. Selain itu peneliti menyusun peran penyuluh sebagai edukator, penyebar informasi, fasilitator, konsultan, pemantau, dan evaluator.


Keywords


Participatory Rural Apraisal; Kelompok Tani

Full Text:

PDF

References


Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP Maluku Utara. 2013. Mengenal Participatory Rural Apraisal (PRA)

Chambers, Robert. (1994). “The Origins and Practice of Participatory Rural Appraisal” dalam World Development, 22 (7): 953–969.

Daniel, Moehar. 2002. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Gaventa, John. (2005). “Enam Sasaran Proposisi Menuju Tata Pemerintahan Daerah Partisipatoris” dalam Sugeng Bahagio dan Rusdi Tagaroa (eds.) Orde Partisipasi. Jakarta: Perkumpulan Prakarsa, hlm. 1–21.

Hermanto dan Swastika. 2011. Penguatan Kelompok Tani: Langkah Awal Peningkatan Kesejahteraan Petani. Jurnal Pusat Sosial Ekonomi Dan Kebijakan Pertanian. Volume 9 No 4: 371-390.

Hudayana, Bambang dkk. 2019. Participatory Rural Appraisal (PRA) untuk Pengembangan Desa Wisata di Pedukuhan Pucung, Desa Wukirsari, Bantul. Jurnal Bakti Budaya Vol. 2 No. 2: 99-112

Johani, R., 1996. Berbuat Bersama Berperan Setara: Acuan Penerapan Participatory Rural Appraisal, Bandung: Studio Driya Media.

Mardikanto. 2010. Konsep Pemberdayaan Masyarakat. Surakarta: Penerbit TS.

Moedzakir, D. 2010. Desain dan Model Penelitian Kualitatif, (biografi fenomenologi, teori grounded, etnografi, dan studi kasus). Fakultas Ilmu Pendidikan: Universitas Negeri Malang.

Mueller, Jocelyn G. dkk. (2010).”Evaluating Rapid Participatory Rural Appraisal as an Assessment of Ethnoecological Knowledge and Local Biodiversity Patterns” dalam Conservation Biology, 24(1): 140–150.

Muhsin, Ahmad., Nafisah, Laila., & Siswanti, Yuni. 2018. Participatory Rural Apraisal (PRA) For Corporaye Social Responsibility (CSR). Yogyakarta: Penerbit Deepublish

Pudji Astuti, SP. 2019. Pembentukan Kelompoktani. https://pertanian.pontianakkota.go.id/artikel/56-pembentukan-kelompoktani.html diakses tanggal 13 Desember 2021

Pusat Penyuluhan Pertanian (Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian. 2012. Materi Penyuluhan Pertanian: Penguatan Kelembagaan Petani, Buku I Kelompok Tani Sebagai Kelas Belajar

Rayuddin, Zau, Tambarau., & Ramli. (2010). Partisipasi Petani dalam Pembangunan Pedesaan di Kabupaten Konawe. Jurnal Penyuluhan, Vol. 6 No. 1, 84–94.

Rochdyanto, Saiful. 2000. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode PRA. Makalah ToT PKPI. Yogyakarta.

Schunk, D. H. 2012. Learning Teories. Terjemahan oleh Eva Hamida dan Rahmat Fajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suyamto dkk. 2008. Panduan Pelaksanaan Sekolah Lapang Tanaman Pengelolaan Tanaman Terpadu. Departemen Pertanian

Syahyuti. 2007. Kebijakan Pengembangan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Sebagai Kelembagaan Ekonomi di Perdesaan. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian. Vol 5 No. 1.

Syukur, A. 2013. Transformative Learning dalam Kegiatan Pendampingan Kelompok Tani Rindu Sejahtera (KTRS) di Kupang. Jurnal Pendidikan Humaniora. (Online), 1 (3) :242-253.




DOI: http://dx.doi.org/10.37905/dikmas.2.4.1075-1088.2022

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Dikmas: Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats
Publisher:
Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo
Jl. Soedirman No. 06 Gorontalo 96128 e-mail: jurnaldikmas@ung.ac.id