UU BHP dan Tendensi Liberalisasi Pendidikan (Mensintesis Perbaikan Kurikulum & Kelembagaan)

Yuhelson Yuhelson

Abstract


Terlepas dari pro dan kontra mengenai UU BHP, praktik pendidikan yang terjadi selama ini sehingga benang merah dari kontroversi UU BHP bisa diurai. Sudah bukan rahasia lagi jika pendidikan selama ini hanya menguntungkan kelas berpunya. Kondisi di atas berimbas pada kualitas sumber daya manusia (SDM) kita. Betapa tidak, dari 5,6 juta manusia muda yang berpendidikan SLTA, ternyata hanya 1,6 juta yang bisa mengenyam pendidikan tinggi. Sementara yang lainnya harus rela berijazah SLTA hanya karena terganjal masalah mahalnya biaya pendidikan. Karena itu, tidak perlu menutup muka jika kualitas pendidikan negeri ini merosot dan menempati urutan ke-110 dari 173 negara menurut Human Development Index (HDI). Padahal, UUD 1945 telah mengamanahkan dengan jelas bahwa negara memiliki kewajiban memberikan pendidikan yang layak bagi warga negaranya. Tulisan ini berpretensi pada wilayah pendidikan yang sejatinya merupakan institusi pencerahan lambat laun berubah menjadi lembaga berorientasi pasar. Dalam sebuah pasar, logika yang berlaku adalah meraup keuntungan sebesar-besarnya dengan modal sekecil-kecilnya. Dan, konsumen utama logika tersebut dalam dunia pendidikan tentu saja siswa dan mahasiswa. Ini yang akan kita kembangkan atau lebih popular BHP dibawah bayang-bayang liberalisasi pendidikan


Keywords


pendidikan; liberalisasi; pasar dan BHP

Full Text:

PDF

References


ASEAN Secretariat. ASEAN framework agreement on services. Jakarta. Asean

Secreatriat. 1995.

De Groof, Jan, Gracienne Lauvers, dan Germain Dondelinger. Globalization and

Comptetion in Education. Nijmegen, The Netherlands. Wolf Legal Publishers.

Departemen Pendidikan Nasional. Rencana Strategis 2004-2009. Jakarta. Depdiknas,

Enders, Jurgen dan Oliver Fulton. Eds., Higher Education in a Globalizing World.

Dordrecht. Kluwer Academic Publishers. 2002.

ILO. “Life-long learning in the Twenty-first Century: The changing role of educational

personnel”. Report for the discussion at the Joint Meeting on Lifelong Learning in

the Twenty-first Century. (www.ilo.org/public/english/dialogue).

Mallea, J. Interantional trade in professional and educational services: implications for

The profession and higher education. Paris. OECD-CERI.

(http://www.oecd.org/els/papers/papers.htm).

Peace Lenn, M. “The globalization of the professions and higher education: trade

agreements, new technologies and the quality imperative.” Higher Education in

Europe, 21 (4) 89-96.

Mallea, John R. International Trade in Professional and Educational Services. Paris.

OECD, Centre for Educational Research and Innovation. 1998

Milles, M. “Services: The Intyerdependent Economy”. Paper presented at Japanese

Service Investment in Europe, Programme of Policy Research in Engineering,

Science and Technology, University of Manchester. April 1995.

OECD. International trade in professional services: Advancing liberalization through

regulatory reform. Paris. OECD. 1997.

Rektor UGM. Revitalisasi jati diri Universitas Gadjah Mada menghadapi perubahan

global. Pidato Dies ke 55. Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada. 20 Desember

Robertson, Robbie. 2003. The Three Waves of Globalization: A History of a Developing

Global Consciousness, London dan New York: Zed Books

Scott, P., Ed. The globalization of higher education. Buckingham. OUP & SHRE, 1998.

Smiers, Joost. 2003. Arts under Pressure: Protecting Cultural Diversity in Age of

Globalization. London and New York, NY: Zed Books.

Stiglitz, Joseph E. Globalization and Its Discontents. New York. W.W. Norton& Co.

Tehranian, Majid. 1999. Global Communication and World Politics: Domination,

Development, and Discourse, Linne Rienner Publishers.

Warouw, Adolf. “Liberalisasi jasa pendidikan dalam kerangka WTO”. Presentasi pada

Diskusi Liberalisasi Jasa Pendidikan. Diselenggarakan oleh Departemen

Perdagangan. Jakarta,

Webster, Frank, 2002, Theories of the Information Society. New York, NY: Routledge.

Van Glinken, Hans, “Globalization, Higher Education and Sustainable Development”.

Paper at First Asean – European Union Rectors’ Conference. Organized by

Ministry of Higher Education of Malaysia, University of Malaya, Delegation of the

European Commission in Malaysia, and Asean – European Union Network

Programme. Kuala Lumpur, October 4-6, 2004




DOI: http://dx.doi.org/10.37905/aksara.5.3.187-192.2019

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


Publisher:
Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo
Jl. Soedirman No. 06 Gorontalo 96128 e-mail: jurnalaksara@ung.ac.id
http://ejurnal.pps.ung.ac.id