Makna Simbolik Istilah Konstruksi Bangunan Adat Bantayo Poboide Gorontalo

Andriliwan Muhammad, Mohamad Karmin Baruadi, Hasanuddin Fatsah, Dakia N. Djou

Abstract


Tujuan penelitian ini adalah mengkaji makna simbolik istilah Konstruksi Bangunan Adat Bantayo Poboide Gorontalo. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif melalui tahapan pengumpulan, pengklasifikasian data, penganalisisan data dan penyimpulan. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, dokumentasi dan wawancara. Penelitian ini berlokasi di rumah adat Bantayo Poboide di Kelurahan Kayu Bulan Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo dan rumah adat yang ada di Provinsi Gorontalo sebagai data pembanding. Data dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan bangunan adat Bantayo Poboide tidak bisa dilepaskan dari sejarah perkembangan masyarakat Gorontalo dimana raja sebagai pemimpin pemerintahan di Linula tidak bersifat absolut, tidak pula ditunjuk berdasarkan keturunan, melainkan atas pilihan dan persetujuan wakil-wakil masyarakat yang duduk dalam pemerintahan. Istilah-istilah bangunan adat Bantayo Poboide dalam Bahasa Gorontalo mengarah kepada kebiasaan dan budaya yang berlaku di dalam masyarakat. Temuan menelitian menunjukkan bahwa keberadaan rumah adat Bantayo Poboide erat kaitannya dengan dimensi kultural masyarakat Gorontalo dan sebagai bukti wujud sistem demokrasi Gorontalo jaman dulu. Makna simbolik rumah adat erat kaitannya dengan kebudayaan masyarakat Gorontalo yang masih memegang teguh tradisi adat dalam proses membangun rumah di Gorontalo yang dapat mencerminkan kekuatan adat dan budaya dan bukti jejak budaya arsitektur Gorontalo.

Keywords


makna simbolik; istilah; konstruksi; bangunan adat

Full Text:

PDF

References


Abdussamad, Kadir. (1985). Empat Aspek Adat Daerah Gorontalo: Penyambutan Tamu, Penobatan, Perkawinan, Pemakaman. Gorontalo: Pemda Kabupaten Bekerja sama FKIP Unsrat Manado

Alisjahbana, Sutan Takdir. (1977). Perkembangan Sejarah Kebudayaan Indonesia. cetakan kedua. Jakarta: Idayu Press.

Ansaar, A. (2016). Makna Simbolik Arsitektur Rumah Adat Karampuang Di Kabupaten Sinjai. Walasuji : Jurnal Sejarah Dan Budaya, 7(2), 387–400. https://doi.org/10.36869/wjsb.v7i2.139

Ansaar. (2016). Makna Simbolik Arsitektur Rumah Adat Karampuang di Kabupaten Sinjai. Makassar: Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Selatan.

Bappeda Provinsi Gorontalo, 2021. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo 2010 – 2030. Bappeda Provinsi Gorontalo.

Barthes, Rolland. (2007). Membedah Mitos-Mitos Budaya Massa (Semiotika atau Sosiologi Tanda, Simbol, dan Representasi). Bandung: Jalasutra.

Barthes, Rolland. (2007). Petualangan Semiologi. (Editor: Wening Udasmoro). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baruadi, MK at el. .2018. Cultural Tourism as a Support of Local Content Learning in Gorontalo Regency. Journal of Social Science Studies. URL: http://doi.org/10.5296/jsss.v6i1.13590

Baruadi, MK, at el. 2012. Sendi Adat dan Eksistensi Sastra Pengaruh Islam Dalam Nuansa Budaya Lokal Gorontalo. Jurnal Elharaka Vol 14 No.2. UIN Malang

Baruadi, MK, at el. 2017. The Role of Folk Culture in the Promoting Tourism A Case of Folklore of Otanaha Fort in Gorontalo Province. Journal of Environmental Management and Tourism. DOI : http://dx.doi.org/10.14505/jemt.v8.6(22).15

Baruadi, MK. Eraku, 2019b. The Floklore Nuances at Bantayo Poboide (Gorontalo Customhouse) as Tourism Site in Gorontalo Regency. Prosiding International Conference on Literature, ISBN: 978-623- 7086-21-5. Vol.1 No.1, p. 199-209

Baruadi, MK. Eraku, SS, Apriyanto J. 2019a. Sejarah Kebudayaan Gorontalo. Dikbudpora Provinsi Gorontalo

Bawa, I Wayan dan I Wayan Cika (penyunt.). (2004). Bahasa dalam Perspektif Kebudayaan. Denpasar: Universitas Udayana. Chaer, Abdul. (1995). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Cobly, Paul dan Litza Jansz. 1999. Introdacing Semiotics, Icon Books-Totem Books: New York. Creswell, John W. (2015). Penelitian Kualitatif & Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Darmojo. 2005. Sistem Simbol Dalam Munaba Waropen Papua. Jakarta: Pusat Bahasa.

Daulima, Farha. 2006. Ragam Upacara Tradisional Daerah Gorontalo. Gorontalo: LSM Mbuqi Bungale.

Daulima, Farha. 2004. Tata Upacara Adat (Pada Masyarakat Suku Gorontalo). Gorontalo: Yayasan Pengembangan Budaya ‘Dulohupa’.

Depdikbud. (1993). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

Eco, Umberto. 1979. A Theory Of Semiotics. Bloomington: Indiana University Press.

Eco, Umberto. 1979. The Role of the Reader (Explorations in the Semiotics of Texts). Bloomington and London: Indiana University Press.

Eco, Umberto. 2009. Teori Semiotika. (Signifikasi Komunikasi, Teori Kode, Serta Teori Produksi Tanda). Yokyakarta: Kreasi Wacana. Faisal, 2008. Arsitektur Mandar Sulawesi Barat. Jakarta: Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film.

Frans, S. M., & Wardani, L. K. (2015). Makna Simbolik pada Banua Layuk Rumah Tradisional Mamasa, Sulawesi Barat. Dimensi Interior, 13(1), 11–20. https://doi.org/10.9744/interior.13.1.11-20

Herawati, A. D., Alvionita, K. A., & Abdimulia, T. (2022). Eksplorasi Kajian Etnomatematika pada Rumah Adat Dulohupa Gorontalo. Prisma, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 5, 335–345. Hinta, Ellyana. (2011). Dikili sebagai Simbol Ritual Maulidan dalam Konteks Tradisi Lisan Gorontalo. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo. Hymes, D. H. 1972. “The Ethnography of Speaking”. Dicetak ulang dalam Joshua Fishman (Ed.). Readings on the Sociology of Language. (pp. 99-138. The Hague-Mouton. 1968.

Iswanto Ishak, M. (2020). Makna Simbolik Dibalik Rumah Adat Masyarakat Waibalun Kecamatan Larantuka Kabupaten Flores Timur Symbolic Meaning Behind Traditional House Of Waibalun Community Larantuka Sub District, East Flores Regency. In Jurnal Spektrum Komunikasi (Vol. 8, Issue 1).

Kaluku, Kuno 1965. Hukum Adat Perkawinan Suku Gorontalo. Yogyakarta : HMI

Keraf, Gorys. (2004). Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Flores: Nusa Indah.

Koentjaraningrat. 2005. Sejarah Teori Antropologi. Jakarta: UI. Kridalaksana, Harimurti. 1998. “Linguistik dan Ilmu Pengetahuan Budaya” dalam Linguistika. Program Magister (S2) Linguistik Universitas Udayana. Tahun V Edisi Kesembilan September 1998, pp. 1—9.

Leech, Geoffrey. (1976). Semantik I. Uitgeverij Het Spectrum, Utrecht/Antwerpen.

Liliweri, Alo. 2007. Dasar-Dasar Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. M. F. Mohamad, A. Hagishima, J. Tanimoto, N. Ikegaya, A. R. Omar. (2014) “On The Effect Of Various Design Factors On Wind-Induced Natural Ventilation Of Residential Buildings In Malaysia”. ASim2014 Proceedings.

Mahdang, B.J, 2002. Kaitan Historis Dan Sosio Kultural Antara Kerajaan-Kerajaan Limo Lo Pohalaa dengan Masyarakat Tomini. Gorontalo: IKIP Negeri Gorontalo.

Mangunwijaya, Y.B. (1995). Wastu Citra. Jakarta :PT. Gramedia Pustaka Utama. Pelajar. Moleong, Lexy J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja. Rosdakarya. Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja. Rosdakarya. Morissan. (2013). Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana Prenada. Mulyana, Deddy. (2005). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja. Rosdakarya.

Naibaho Pembimbing, M., & Ilmu Komunikasi, J. (2019). MAKNA SIMBOL PADA RUMAH ADAT ETNIK BATAK TOBA (RUMA BOLON) DI KABUPATEN SAMOSIR. In JOM FISIP (Vol. 6).

Nur, S.R. 1979 . Beberapa Aspek Hukum Adat Tata Negara Kerajaan Gorontalo.

Ratna, Nyoman Kutha. (2007). Teori, Metode, Dan Teknik Penelitian Sastra Dan. Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajaran.

Ricoeur, P. 1985. The Symbolism of Evil. Bostom: Becon Press. Ricoeur, P. 2003. Filsafat Wacana: Membelah Makna dalam Anatomi Bahasa. Yogyakarta: IRCiSoD.

Rumagit, Ricky FS. (2012). Arsitektur Bantayo Poboide Gorontalo. Manado: Balai Pelestarian Nilai Budaya, Seni dan Film, Manado.

Saddhono, Kundharu - Slamet, ST. Y. (2014). Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Saebani, Beni Ahmad. (2018). Metode Penelitian. Malang: Pustaka Setia. Said, Abdul Azis. (2004). Simbolisme Unsur Visual Rumah Tradisional Toraja. Yogyakarta: Ombak.

Santoso, Joko. (2006). Semantik. Yogyakarta: FBS UNY

Saussure, F.de. (1960). Course in General Linguistics. London: Peter Owen.

Shipley, Joseph T., (1962). Dictionary of World Literature, Littlefield, Adams and Co, New York.

Spradley, James P. (2007). Metode Etnografi. Yogyakarta : Tiara Wacana

Sudjiman, Panuti dan Aart van Zoest. 1992. Serba-Serbi Semiotika. Jakarta: PT Gramedia. Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono.(2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,. Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumarsono. (2007). Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Syamsuri, Syamsuri. (2021). Konvergensi Simbolik Di Haul Guru Tua. Al-Mishbah: Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi, [S.l.], v. 15, n. 1, p. 1-22, jan. 2020. ISSN 2442-2207. Available at: . Date accessed: 06 Sep. 2021. doi: https://doi.org/10.24239/al-mishbah.Vol15.Iss1.145.

Tacco, Richard. 1956. Kebudayaan Suku Bangsa Gorontalo. Gorontalo: Tanpa Penerbit

Tuloli, Nani, 1990. Tanggomo Salah Satu Ragam Sastra Lisan Gorontalo. ISBN 979-611480-9. Jakarta: Intermasa.

Turner, Bryan. (ed.). (1997). Teori. Sosial: Dari Klasik Sampai Postmodern, terj. E. Setyawati dkk. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ullman, Stephen. (1972). Semantics: An Introduction to the Science of Meaning. Oxford: Basil Blackwell. Undang-undang No. 5 Tahun 2017 tentang objek pemajuan kebudayaan Pasal 5

Wantogia, Daitom H. & Jusuf H. Wantogia. Asal Usul & Terbentuknya Kerjaaan Suwawa-Limboto-Gorontalo. Makalah Tidak dipublikasi. Gorontalo.

West, Richard & Lynn H. Tuner. (2008). Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi, Edisi 3, Buku 1 dan 2, Penerjemah Maria Natalia Damayani Maer. Jakarta: Salemba Humanika. West, Turner. (2008). Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Jakarta. Salemba Humanika

Wibowo, S.W. (2013). Semiotika Komunikasi-Aplikasi Praktis bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi”. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Widyosiswoyo, Supartono. (2004). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Zoest, Aart van. 1996. Semiotika, Tentang Tanda, Cara Kerjanya, dan apa Yang Kita Lakukan Dengannya. Diterjemahkan Ani Seokowatie. Jakarta: Yayasan Sumber Agung.




DOI: http://dx.doi.org/10.37905/aksara.9.1.355-372.2023

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


Publisher:
Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo
Jl. Soedirman No. 06 Gorontalo 96128 e-mail: jurnalaksara@ung.ac.id
http://ejurnal.pps.ung.ac.id